Search This Blog

Pages

 

Sunday, May 15, 2011

Kawan yang Lebih Menakutkan




Kejatuhan Turki telah mengakibatkan Inggris dan Prancis mengobrak-abrik negara Islam. Seorang 'alim dari Al-Azhar Mesir dalam suatu haji akbar meminta kepada Raja Ibnus-Su'ud agar bersikap tegas terhadap kaum kuffar itu, dengan mengumumkan perang menghadapi mereka. Apa jawabab Ibnus-Su'ud?


"Mereka memusuhi kita itu sudah wajar, karena mereka sangat berbeda baik dari segi kebangsaan, keagamaan, maupun bahasa dan kepentingan. Akan tetapi bahaya yang sulit diampuni ialah bila kaum muslimin menjadi musuh bagi diri mereka sendiri. Aku, demi Allah, tidak takut kepada bangsa asing. Yang aku takuti hanyalah kaum muslimin sendiri."

Pernyataan Ibnus-Su'ud ternyata masih relevan hingga sekarang. Ketika kita hendak bersikap tegas kepada orang-orang kafir atau sekuler, justru pembela utama mereka adalah kelompok Islam. Tidak tanggung-tanggung, kelompok ini memiliki pengaruh yang sangat luas dan pengikut yang banyak, dengan justifikasi dari kaum ulama.

Kadang pembelaan itu dilandasi dengan hukum fiqih yang mereka tetapkan sendiri. Di satu sisi mereka memisahkan agama dari politik (jadi partaipun tidak beraqidah Islam), tetapi pda waktu yang sama mereka gunakan agama sebagai alatnya. Golongan seperti inilah yang oleh Ibnus-Sa'ud lebih ditakuti
daripada orang kafir dan kaum sekuler.

Bagaimana tidak? Mereka berada di barisan terdepan jika ada kelompok Islam yang mengkritik golongan kafir atau sekuler. Akhirnya, terhadap kelompok Islam mereka sering lebih galak dan vokal dibanding golongan kafir dan sekulernya sendiri. Sebagai bemper maupun pion lawan, mereka menjadi penyebab ummat Islam harus saling berhadapan sesama kawan. Mereka lebih pintar menemukan kesalahan saudara muslimnya, melapor jika ada gerakan yang membahayakan eksistensi kaum kuffar dan sekuler.

Ada juga yang menjadi propagandis dengan menyebarluaskan segala kebaikan kaum sekuler lewat berbagai jalur. Tujuannya agar kaum muslimin bersimpati, bahkan berempati. Kelompok propagandis ini terdiri dari para cendekiawan yang biasanya dibesarkan oleh mereka. Sekolah dibiayai, nama dilambungkan lewat media mereka yang memang mendominasi. Simbiosis yang saling menguntungkan, dan biasanya lebih berhasil mengangkat citra kaum sekuler. Bemper, pion, dan propagandis inilah kunci keberhasilan perjuangan kaum kuffar di negeri muslim.

Pertanyaannya, kenapa ada sebagian elite Islam yang tega berbuat seperti itu? Pertama, kemungkinan tidak sadar. Hatinya tertutup, sehingga hidayah tak bisa masuk. Mereka keburu berbangga atas prestasinya hingga sulit menerima pemahaman yang berbeda.

Kemungkinan kedua karena didorong rasa hasud terhadap saudara seiman. Mereka kecewa karena merasa pernah ditipu, dizhalimi, atau dipinggirkan, baik sengaja atau tidak, termasuk karena kemampuan mereka ataupun bukan.

Kemungkinan ketiga, pribadi atau golongan tersebut mengincar posisi atau jabatan politik tertentu yang ditawarkantuannya. Posisi itu dinilai lebih baik atau lebih strategis dibanding tawaran kawan seiman. Banyak yang memahami politik sebatas kekuasaan atau kursi, di legislatif ataupun eksekutif.

Padahal apalah artinya kedudukan, jabatan, atau kursi yang diberikan oleh kaum golongan kuffar dan kaum sekuler? Bagi orang yang beriman, semua itu adalah kehinaan. Apakah distribusikekuasaan itu bernama koalisi, aliansi, atau tak bernama sekalipun. Koalisi dengan mereka adalah kebathilan yang sangat ditentang al-Qur'an. Allah berfirman:
"Dan barangsiapa yang menjadikan mereka (golongan non-muslim dan sekuler) menjadi pimpinan, maka sesungguhnya ia termasuk golongan mereka." (QS al-Maidah: 51)
Jadi, yang merusak dan menjatuhkan Islam bukan saja golongan kafir-sekuler, tapi justru lebih banyak ulah dan sikap kaum muslimin sendiri. Mereka sendirilah yang menggali lubang kuburnya. Jauh sebelumnya Allah sudah mengingatkan,
"Dan demikianlah Kami jadikan dalam tiap-tiap negeri beberapa orang besar yang durhaka, agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri mereka sendiri. Sesungguhnya mereka tidak melakukan tipu daya, kecuali atas diri mereka sendiri." (QS al-An'aam: 123)
Golongan ini patut dikasihani, betapa malang nasibnya. Dalam masalah-masalah ibadah makhdhah begitu getol dan tekun, tapi pembelaannya terhadap Islam dan umatnya sangat mengecewakan. Ironis.

Penyebab berikutnya dari pembelaan kelompok muslim terhadap kafir adalah rasa takut terhadap kemungkinan setelah kaum kafir menang. Mereka pilih aman dari risiko ditinggal, apalagi sampai dimusuhi. Akhirnya lebih baik menjilat daripada bersekutu memusuhi namun belum tentu berhasil.

Ketakutan ini sama sekali tidak beralasan. Karena semestinya mereka lebih takut berhadapan dengan sesama muslim. Juga, siapa yang lebih berhak ditakuti, orang-orang kafir atau Allah, sebagaimana ayat berikut,
"Apakah kalian takut kepada mereka itu? Maka sebenarnya, Allahlah yang lebih berhak ditakuti, jika kalian orang-orang yang beriman." (QS at-Taubah: 13)
Kenyataan membuktikan bahwa sebagian ulama dan pemimpin Islam sudah dihinggapi penyakit 'takut' ini. Takut miskin, takut pengaruhnya berkurang, takut risiko, takut menghadapi ancaman kematian.

Ketakutan ini sudah melampui batas hingga tugas utama mereka, yaitu amar ma'ruf dan nahi mungkar tidak bisa berjalan dengan baik. Mereka sudah terpengaruh kehidupan materialistis dan gaya hidup komsumeris, terlalu lama dimanjakan oleh materi. Inilah sesungguhnya bencana besar yang sedang kita hadapi. Kaum kafir berebut bukan untuk melamar, melainkan melumat dan memakan habis, sebagaimana tengara Rasulullah,
"Hampir datang saatnya ketika bangsa-bangsa mengerubuti kalian (ummat Islam) sebagaimana orang merubung hidangan." Para sahabat bertanya apakah pada waktu itu jumlah muslim sedikit. Sabda Nabi, "Tidak, namun keadaan kalian saat itu seperti buih di atas air bah. Ketakutan telah tertanam pada diri kalian lantaran kalian mencintai dunia dan takut mati."
Perjuangan nampaknya masih panjang. Jika dipaksakan, justru kita akan berhadapan dengan saudara sendiri.

Sumber: Hidayatullah.com

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Total Pageviews

Facebook

Blog Archive

Shout Box


ShoutMix chat widget

Followers

Copyright © 2011. SMART ZIKIR . Published by Ardisyam