Search This Blog

Pages

 

Saturday, May 14, 2011

Benarkah Ada Mazhab Wahabi?

Sebenarnya istilah Wahabi bukanlah istilah yang disepakati oleh mereka yang sering diidentikkan dengan istilah itu. Meski mereka menjadikan Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai tokoh besarnya, mereka lebih sering menyebut dengan istilah salafiiyyin. Sebuah nisbah kepada para salaf shalih dari umat ini.

Dakwah Salafiyah sendiri adalah pelopor gerakan ishlah (reformasi) yang muncul menjelang masa-masa kemunduran dan kebekuan berpikir pemikiran dunia Islam. Dakwah ini menyerukan agar aqidah Islam dikembalikan kepada pemurnian arti tauhid dari syirik dengan segala manifestasinya.

Sejarah Berdiri

Gerakan ini diperlopori oleh seorang tokoh ulama terkemuka yaitu Syeikh Muhamad bin Abdul Wahhab At-Tamimi Al-Najdi (1115-1206 H atau 1703-1791 M). Beliau lahir di Uyaynah dan belajar Islam dalam mazhab Al-Hanabilah dan telah menghafal Al-Quran sejak usia 10 tahun.

Dakwah beliau banyak disambut ketika beliau datang di Dir`iyah bahkan beliau dijadikan guru dan dimuliakan oleh penguasa setempat yaitu pangeran Muhammad bin Suud yang berkuasa 1139-1179. Oleh pangeran, dakwah beliau ditegakkan dan akhirnya menjadi semacam gerakan nasional di seluruh wilayah Saudi Arabia hingga hari ini.

Pemikiran dan Doktrinnya

Para pendiri dakwah ini umunya bermazhab fiqih dengan mazhab Al-Hanabilah, jadi tidak benar kalau dikatakan mereka anti mazhab. Namun memang mereka tidak selalu terikat dengan mazhab tersebut dalam fatwa-fatwanya. Terutama bila mereka menemukan dalil yang lebih rajih. Oleh karena itu dakwah merka sering disebut La Mazhabiyyah, namun sebenarnya lebih kepada masalah ushul, sedangkan masalah furu`nya, mereka tetap pada mazhab Al-Hanabilah.

Dakwah ini jelas-jelas sebuah dakwah ahlisunnah wal jamaah serta berpegang teguh dengannya. Mereka menyeru kepada pemurnian tauhid dengan menuntut umat agar mengembalikan kepada apa yang dipahami oleh umat Islam generasi pertama.

Mereka pun aktif menumpas segala bentuk khurafat, syirik, bid`ah dan beragam hal yang menyeleweng dari ajaran Islam yang asli. Mereka melarang membangun bangunan di atas kuburan, menyelimutinya atau memasang lampu di dalamnya. Mereka juga melarang orang meminta kepada kuburan, orang yang sudah mati, dukun, peramal, tukang sihir dan tukang teluh. Mereka juga melarang tawassul dengan menyebut nama oran shaleh sepeti kalimat bi jaahi rasul atau keramatnya syiekh fulan dan fulan.

Dakwah salafiyah telah membangun umat Islam di bidang aqidah yang telah lama jumud dan beku akibat kemunduran dunia Islam. Mereka memperhatikan pengajaran dan pendidikan umum serta merangsang para ulama dan tokoh untuk kembali membuka literatur kepada buku induk dan maraji` yang mu`tabar, sebelum menerima sebuah pemikiran. Mereka tidak mengharamkan taqlid namun meminta agar umat ini mau lebih jauh meneliti dan merujuk kembali kepada nash dan dalil dari Kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW serta pendapat para ulama salafus shalih.

Diantara tokoh ulama salaf yang paling sering mereka jadikan rujukan adalah:

  • Imam Ahmad ibn Hanbal (164-241 H)
  • Ibnu Taimiyah (661-728 H)
  • Muhammad Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (6691-751H)
Oleh banyak kalangan, gerakan ini dianggap sebagai pelopor kebangkitan pemikiran di dunia Islam, antara lain gerakan Mahdiyah, Sanusiyah, Pan Islamisme-nya Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh di Mesir dan gerakan lainnya di benua India.

Sumber: http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/1/cn/2383

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Total Pageviews

Facebook

Blog Archive

Shout Box


ShoutMix chat widget

Followers

Copyright © 2011. SMART ZIKIR . Published by Ardisyam