Heiner Bielefeldt, yang merupakan Pelapor Khusus PBB untuk Kebebasan Beragama dan Kepercayaan, menunjuk laporan-laporan semacam itu sebagai contoh "memalukan" dan "terungkap jelas" mengandung prasangka-prasangka.
"Cara para komentator publik yang secara langsung menghubung-hubungkan pembunuhan massal di Norwegia pada Jumat (22/07/2011) lalu dengan terorisme Islam, merupakan contoh yang terungkap dan benar-benar memalukan menyangkut dampak kuat dari adanya prasangka," kata Bielefeldt seperti dikutip Pusat Media PBB, di New York, Amerika Serikat, Selasa.
"Sikap menghormati para korban dan keluarga korban seharusnya didahulukan daripada mengambil kesimpulan-kesimpulan yang murni berdasarkan spekulasi," kata Bielefedt.
Setidaknya 75 orang tewas dalam dua serangan di Norwegia, yaitu ledakan di pusat ibukota negara, Oslo, serta penembakan massal di kamp pemuda di Utoya, sebuah pulau dekat Oslo.
Seperti yang disebutkan Pusat Media PBB, menyangkut serangan hari Jumat itu banyak laporan awal media yang langsung memusatkan topik pada kontribusi pasukan Norwegia dalam perang di Irak dan Afghanistan serta hubungannya dengan serangan hari Jumat di Norwegia.
Pada kenyataannya, tersangka serangan pembunuhan massal itu ternyata adalah seorang pemuda non-Muslim yang kemudian disebut-sebut media sebagai ekstrimis politik berkewarganegaraan Norwegia.
No comments:
Post a Comment