Salah satu karaketeristik Jokowi yang disukai oleh pendukungnya
adalah hobi "blusukan" ke kampung-kampung untuk mengambil hati rakyat
bawah. Tapi "blusukan" itu hanya sekedar kesia-siaan, jika tidak
dibarengi oleh program-program konkret. Terlebih lagi kalau hanya
menyuruh dinas-dinas Jakarta untuk menyelesaikan urusan itu. Semua
orangpun bisa, tidak perlu orang "sekaliber" Jokowi.
Dimasa kampanye, Jokowi sesumbar akan menyelesaikan masalah banjir di
Jakarta. Karena memang masalah banjir yang tidak terselesaikan yang
membuat Foke bertekuk-lutut. Namun apa yang terjadi sekarang, Jokowi
malah berkilah dengan mengatakan:
"Yang namanya banjir itu perlu proses. Jadi jangan
mengharapkan seperti dewa langsung selesai. Saya bukan dewa. Dewa saja
belum tentu bisa," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (19/11).
Ia menjelaskan, secara jangka pendek, solusi yang bisa dilakukan
untuk mengatasi banjir adalah menggalakkan kerja bakti di titik rawan.
Menurut Jokowi, kerja bakti perlu digerakkan untuk membersihkan dan
mengeruk selokan dan sungai-sungai kecil di perkampungan.
Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang, Jokowi mengaku masih
banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Di antaranya,
penyelesaian proyek Banjir Kanal Timur, Cengkareng Drain, dan Kali
Pesanggrahan. "Kita juga ingin membelokkan air yang datang dari atas
(Bogor) ke kali Waduk Ciawi. Itu proses jangka panjang. Butuh
berpuluh-puluh tahun," imbuhnya [1].
Yah ... warga Jakarta bersiap-siaplah untuk menghadapi banjir puluhan
tahun lagi. Kalau tidak mau, ayo kerja bakti mencangkul saluran-saluran
air di kampung.
Yang lebih parahnya, dikala banjir melanda Jakarta, Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo malah sibuk mengurusi kegiatan politiknya di luar kota.
Menurut pengamat tata kota, Yayat Supriyatna, mantan wali kota Solo itu
harus lebih fokus mengurusi masalah Jakarta yang sangat kompleks.
"Memang wajar, dulu pak Jokowi dibantu PDIP, tapi
ada baiknya kita fokus kepada masalah yang saat ini sedang dihadapi dan
harus segera diatasi," ujar Yayat saat dihubungi merdeka.com, Minggu
(18/11).
Yayat mengatakan, keputusan Jokowi untuk meninggalkan Jakarta pada saat
ini merupakan tindakan yang tidak tepat. "Kepergian Jokowi ke Bandung
memang politis, tapi setidaknya harus tetap profesional, kalau nggak
mampu mengatasi (banjir), bakal dikecam terus," tegas dia. [2]
Itulah gubernur Jakarta yang dimasak oleh media massa. Selamat menikmati ya :)
[1]
Jakarta Belum Berubah, Jokowi Jangan Cuma Nonton Banjir!
[2]
Jakarta banjir, Jokowi malah urusi Rieke-Teten di Bandung