(REPUBLIKA.CO.ID) Bank Emirates Syariah, Bank Dubai dan Bank Noor Syariah bakal menggabungkan diri alias merger. Opsi untuk menggabungkan ketiga bank syariah terbesar itu saat ini tengah dalam pertimbangan, dengan ide bahwa perusahaan gabungan akan mendapat bail out dari Amlak Keuangan, lembaga keuangan terbesar, ujar pejabat pemerintahan setempat kepada Emirates 24|7.
"Sejauh ini kami memahami, ada proposal penggabungan tiga bank syariah tersebut, yang kemudian Amlak akan bail out," ujar sumber yang mengungkapkan kondisi sebaliknya.
"Penggabungan tiga entitas (bank) tersebut secara substansi akan melahirkan Bank Syariah yang besar, yang kemudian dapat bail out dari Amlak. Emaar kurang begitu suka untuk menyimpang kelebihan uangnya di Amlak," ia menambahkan.
Koran Al Ittihad, pada awal Oktober, melaporkan bahwa Bank Dubai dan EIB adalah yang akan menaungi permbicaraan merger tersebut. Sehingga dapat melahirkan Bank Syariah terbesar di Emirat.
Langkah ini merupakan bagian dari visi ekonomi baru dari Pemerintah Dubai untuk mengintegrasikan bank-bank kecil dan menengah untuk dapat bersaing dan mengikuti perkembangan dan tantangan yang terjadi dalam industri, kata sumber itu.
EIB, 99,8 persen dikontrolh oleh Emirates NBD. Sementara Pemerintah Dubai menguasai sekitar 29,8 persen Bank Dubai, dimana dikontrol oleh Bank Dubai Group, yang berafiliasi pada Perusahaan Dubai. Bank Syariah Noor, 25 persen kepemilikannya dipegang oleh Dubai Group, anak perusahaan Dubai. Sementara 25 persennya dimiliki Korporasi Investasi Dubai.
Bulan lalu, Bank Syariah Dubai mengatakan bahwa pihaknya telah meningkatkan kepemilikan sahamnya di Uni Emirat Arab, yand diperoleh daro pinjaman hipotek Tamweel sebesar 57,3%. Perdagangan saham Ramweel dan Amlak tertunda beberapa waktu, sambil menunggu restrukturisasi.
"Sejauh ini kami memahami, ada proposal penggabungan tiga bank syariah tersebut, yang kemudian Amlak akan bail out," ujar sumber yang mengungkapkan kondisi sebaliknya.
"Penggabungan tiga entitas (bank) tersebut secara substansi akan melahirkan Bank Syariah yang besar, yang kemudian dapat bail out dari Amlak. Emaar kurang begitu suka untuk menyimpang kelebihan uangnya di Amlak," ia menambahkan.
Koran Al Ittihad, pada awal Oktober, melaporkan bahwa Bank Dubai dan EIB adalah yang akan menaungi permbicaraan merger tersebut. Sehingga dapat melahirkan Bank Syariah terbesar di Emirat.
Langkah ini merupakan bagian dari visi ekonomi baru dari Pemerintah Dubai untuk mengintegrasikan bank-bank kecil dan menengah untuk dapat bersaing dan mengikuti perkembangan dan tantangan yang terjadi dalam industri, kata sumber itu.
EIB, 99,8 persen dikontrolh oleh Emirates NBD. Sementara Pemerintah Dubai menguasai sekitar 29,8 persen Bank Dubai, dimana dikontrol oleh Bank Dubai Group, yang berafiliasi pada Perusahaan Dubai. Bank Syariah Noor, 25 persen kepemilikannya dipegang oleh Dubai Group, anak perusahaan Dubai. Sementara 25 persennya dimiliki Korporasi Investasi Dubai.
Bulan lalu, Bank Syariah Dubai mengatakan bahwa pihaknya telah meningkatkan kepemilikan sahamnya di Uni Emirat Arab, yand diperoleh daro pinjaman hipotek Tamweel sebesar 57,3%. Perdagangan saham Ramweel dan Amlak tertunda beberapa waktu, sambil menunggu restrukturisasi.
No comments:
Post a Comment