Setelah menerangkan beberapa Hadits yang dibaca saat kajian sore itu, tibalah saat tanya jawab, maka sontak ada jama’ah yang menanyakan persoalan pada beliau.
“Ust sampai hari ini saya terheran-heran, mengapa orang sekelas Quraish Shihab yang mengarang tafsir Al Misbah dan mendapatkan pujian dari banyak kalangan kok mengatakan bahwa jilbab itu adalah produk budaya bukan sebuah kewajiban, sebenarnya beliau ini mufasir atau apa Ust?” demikian pertanyaan yang di sampaikan.
Tanpa panjang lebar, Ust yang lama belajar di negeri piramid Mesir ini menjawab dengan tegas “ooo perlu jamaah ketahui bahwa Quraish Shihab itu bukan seorang Mufasir, dia cuma seorang lulusan S3 di Mesir yang mempelajari tentang tafsir Al quran, jadi kita harus bisa membedakan orang yang sedang belajar dengan ahli itu beda”.
Kemudian beliau menceritakan kejadian menarik bersangkutan dengan Quraish Shihab waktu di Mesir, kata Ust yang kini tinggal di Pati ini “saya masih ingat tahun 1997 saat itu kami mahasiswa yang belajar di al Azhar Mesir dikumpulkan untuk mendengarkan presentasinya bersangkutan dengan jilbab. Setelah panjang lebar dia menerangkan, akhirnya dia mengatakan “saya tidak menemukan satu ayat pun dalam tafsir imam qurthubi yang berjumlah hampir 3 jilid itu, tentang diperintahkannya wanita berjilbab, akan tetapi imam al Qurtubi mengatakan bahwa itu adalah produk budaya” dengan sangat sungguh-sungguh ust yang sekarang lebih memilih jualan di pasar itu menceritakan.
kemudian beliau melanjutkan “setelah itu tiba-tiba ada wanita bercadar berdiri dimana dia adalah seorang mahasiswi al Azhar yang berasal dari Kalimantan mengatakan “maaf bapak, saya telah membaca tafsir imam al Qurtubi hingga lima kali khatam, akan tetapi saya tidak pernah menemukan kalimat bahwa jilbab itu adalah hasil produk budaya, di halaman berapakah kalimat itu berada? wahh langsung saja mixnya di berikan MC lalu ke belakang” demikian akhir kisahnya.
Beliau Ust Mustaqim,Lc juga mengatakan sangat beda antara orang yang belajar dalam bidang al Quran meskipun dia seorang profesor dengan seorang Mufasir, karena seorang Mufasir pasti akan menyelaraskan amal dan ilmunya, sedangkan Quraish Shihab membiarkan anaknya telanjang tanpa jilbab.
Semoga umat Islam Indonesia tidak terkecoh kepada para Ulama atau Asatidz yang bertitle tinggi tapi liberal dibandingkan para penyeru tauhid yang lurus. (KSL)
Sumber Berita: www.islamlagi.com/ Senin, 16 Desember 2013 – 14:22:06 WIB
(nahimunkar.com)
- See more at: http://www.nahimunkar.com/quraish-shihab-bukan-mufasir-al-quran/#sthash.xxiDbkyg.dpuf
Pati,
Ahad (15/12/2013) di masjid Al-Islam di kota Pati Jawa Tengah, saat
kajian rutin kitab hadits Jamius Shohih Bukhari bersama beliau Ust
Mustaqim,LC yang lebih terkenal dalam dunia media Sang Singa Tauhid dari
Pantura atau Mantan Santri Tambak Beras Jombang ini kembali membuat
tercengang para jama’ahnya.
Setelah menerangkan beberapa Hadits yang
dibaca saat kajian sore itu, tibalah saat tanya jawab, maka sontak ada
jama’ah yang menanyakan persoalan pada beliau.
“Ust sampai hari ini saya
terheran-heran, mengapa orang sekelas Quraish Shihab yang mengarang
tafsir Al Misbah dan mendapatkan pujian dari banyak kalangan kok
mengatakan bahwa jilbab itu adalah produk budaya bukan sebuah kewajiban,
sebenarnya beliau ini mufasir atau apa Ust?” demikian pertanyaan yang
di sampaikan.
Tanpa panjang lebar, Ust yang lama
belajar di negeri piramid Mesir ini menjawab dengan tegas “ooo perlu
jamaah ketahui bahwa Quraish Shihab itu bukan seorang Mufasir, dia cuma
seorang lulusan S3 di Mesir yang mempelajari tentang tafsir Al quran,
jadi kita harus bisa membedakan orang yang sedang belajar dengan ahli
itu beda”.
Kemudian beliau menceritakan kejadian
menarik bersangkutan dengan Quraish Shihab waktu di Mesir, kata Ust yang
kini tinggal di Pati ini “saya masih ingat tahun 1997 saat itu kami
mahasiswa yang belajar di al Azhar Mesir dikumpulkan untuk mendengarkan
presentasinya bersangkutan dengan jilbab. Setelah panjang lebar dia
menerangkan, akhirnya dia mengatakan “saya tidak menemukan satu ayat pun
dalam tafsir imam qurthubi yang berjumlah hampir 3 jilid itu, tentang
diperintahkannya wanita berjilbab, akan tetapi imam al Qurtubi
mengatakan bahwa itu adalah produk budaya” dengan sangat sungguh-sungguh
ust yang sekarang lebih memilih jualan di pasar itu menceritakan.
kemudian beliau melanjutkan “setelah itu
tiba-tiba ada wanita bercadar berdiri dimana dia adalah seorang
mahasiswi al Azhar yang berasal dari Kalimantan mengatakan “maaf bapak,
saya telah membaca tafsir imam al Qurtubi hingga lima kali khatam, akan
tetapi saya tidak pernah menemukan kalimat bahwa jilbab itu adalah hasil
produk budaya, di halaman berapakah kalimat itu berada? wahh langsung
saja mixnya di berikan MC lalu ke belakang” demikian akhir kisahnya.
Beliau Ust Mustaqim,Lc juga mengatakan
sangat beda antara orang yang belajar dalam bidang al Quran meskipun dia
seorang profesor dengan seorang Mufasir, karena seorang Mufasir pasti
akan menyelaraskan amal dan ilmunya, sedangkan Quraish Shihab membiarkan
anaknya telanjang tanpa jilbab.
Semoga umat Islam Indonesia tidak
terkecoh kepada para Ulama atau Asatidz yang bertitle tinggi tapi
liberal dibandingkan para penyeru tauhid yang lurus. (KSL)
Sumber Berita: www.islamlagi.com/ Senin, 16 Desember 2013 – 14:22:06 WIB
(nahimunkar.com)
- See more at: http://www.nahimunkar.com/quraish-shihab-bukan-mufasir-al-quran/#sthash.xxiDbkyg.dpuf
No comments:
Post a Comment